Powered By Blogger

"the mindprogressor"

Foto saya
Trainer, konsultan, dan enterpreneur pendidikan yang senantiasa produktif menghasilkan karya karya brilliant. Usaha keras, kecepatan dalam belajar dan kemauan membuatnya bergabung Platinum corporation, lembaga konsultan pendidikan. Sampai saat masih menyelesaikan proyek besarnya dalam menulis buku “Magic Learning”, yang akan menjadi tolak ukur pembelajaran, serta pengkondisian lingkungan dan pola hidup seorang "pembelajar sejati”. Disusul “Magic Teaching”, "Magic learning for parents", persembahan untuk para guru dan orang tua, dan terakhir "Magic Learning for Kids". (please contact me at 081-2267-5494)

13 Februari 2009

The art of the deal, with...CORTISOL!

The brain chemicals and its effects of learning process

Assalamualaikum wr.wb

Salam sejahtera untuk kita semua …

Diantara materi “magic learning” tentang pembelajaran,saya merasa tema ini merupakan hal yang paling menarik, eksentrik, sekaligus memberikan daya tarik luar biasa tentang mekanisme kerja otak. Selain masih dalam penelitian lebih lanjut, tema ini sangat menarik karena melibatkan unsur unsur “fisiologi” tubuh kita, terkait dengan perasaan, sekaligus cara hidup kita. Bingung??

Mari saya jelaskan dengan lebih detail …

Salah satu “brain chemicals” yang “ampuh” atau sangat berpengaruh dalam mekanisme pembelajaran adalah CORTISOL. Apaan sih cortisol itu?? Cortisol merupakan salah satu jenis “bran chemical” yang akan dilepas oleh otak dalam “kuota” yang lumayan banyak ketika kita berada dalam kondisi “under stress – dalam tekanan” atau kondisi “terancam”. Zat inilah yang menyebabkan kita merasa tertekan, stress, dan nervous. Yang jelas, cortisol, jika dilepas oleh otak dalam skala besar mampu membahayakan bagi tubuh kita .

Lalu,pengaruh cortisol ini untuk pembelajaran, apa??

Cortisol ini jelas menyebabkan semua hal yang diproses dalam otak kita terhenti. Beralih ke dalam kondisi yang menyebabkan zat ini terlepas dalam otak kita. Oleh karena itu untuk sesaat sampai kita tenang, kita untuk sementara “tidak atau belum” bisa berpikir atau minimal berkonsentrasi.

Karena itu, ketika kita ingin belajar dengan tingkat level konsentrasi tertinggi, hindari stress, kurangi kegiatan yang membuat kita justru makin stress dan tertekan. Sebagai contoh, ketika seorang siswa belajar habis habisan, masuk jam ke- 0, siangnya sepulang sekolah les sampai sore, malamnya juga les dengan guru lain, maka semua kegiatan ini justru “kontra produktif” dengan “learning psychology”, yang justru dalam proses pembelajaran harus dibuat “se - simple” dan “se – fun” mungkin. Untuk mencegah seminimal mungkin cortisol “meledak” dalam kepala dan otak kita, biasakan bekerja dan belajar dalam “taraf normal”, tidak berlebihan, tidak juga terlalu santai. (ada teknik yang memungkinkan kita menyerap materi lebih efektif dan cara yang sangat fun – kita bahas lain kali).

“Semua harus dibuat se-sederhana mungkin, tapi tidak menyederhanakan sesuatu-nya”

Cara yang paling efektif dalam merekayasa cortisol?

Ada beberapa cara yang sangat efektif untuk meredam cortisol menyembur dalam otak kita. Anak anak di sekolah kami –SDIT mutiarahati- , dan kebanyakan anak anak lain di seluruh dunia, yang menikmati masa masa belajar dan bermain di sekolah, senantiasa berada dalam kondisi – gelombang otak - alfa. Karena mereka senantiasa bermain – sambil belajar tentunya -, dan itu merupakan “pisau swiss” untuk meng-eliminir level stress sampai habis.

Untuk kita, cara yang terbaik meredam cortisol, dan menuju gelombang otak alfa (kapan kapan akan saya jelaskan lagi tentang hal ini) adalah dengan cara melakukan ibadah sholat dengan khusyu. Seorang muslim tentunya, senantiasa “di maange” oleh Allah sampai tingkat yang paling detail, yaitu gelombang otak. Bagi orang yang senantiasa menjaga shalat wajib nya, ditambah dengan ibadah shalat sunnah lainnya, posisi gelombang otaknya berada dalam kisaran gelombang alfa. Sehingga seorang muslim taat, akan selalu berpikir jernih, pikirannya terbuka untuk belajar, dan siap untuk “berpikir” atau memikirkan tanda tanda alam. Sekaligus, menghabisi menyemburnya cortisol secara berlebih, dan menggantikannya dengan serotonin.

Wallahualam bi shawab

Wassalamualaikum wr.wba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar